Pornografi Merusak Otak Anak

Psikolog keluarga Elly Risman mengaku prihatin dengan perkembangan anak-anak di era digital. Alasannya, pornografi telah meyerang habis-habisan kepada generasi penerus bangsa ini. “Pornografi itu jelas bisa membuat otak rusak,” ucapnya. Menurutnya, apabila otak rusak maka otaknya akan seperti binatang yang kemudian berpengaruh pada perilaku mereka.

Menurut Elly, kemungkinan besar anak-anak Indonesia bisa terjangkit virus ketagihan pornografi. Apalagi, saat para anak mendapatkan fasilitas lebih dari orang tua mereka, seperti TV berbayar, gadget, wifi dan sebagainya. Kemudian ditambah lagi dengan kurangnya pengawasan orang tua yang sebagian besar jadwalnya sangat padat.

Memang tidak semua orang tua memberikan fasilitas pada anaknya. “Tapi apakah fenomena pornografi bisa terhindar begitu saja?” tanyanya. Menurutnya, handphone atau gadget  milik orang tua juga bisa jadi pemicu kerusakan otak akibat pornografi.

“Maksudnya, bisa saja sang anak pernah memegang telepon sang ayah yang ternyata si ayah sempat menyimpan gambar atau video yang begituan,” ungkap Elly. Elly mengibaratkan kondisi itu seperti menyelupkan sesendok air kopi ke dalam segelas air putih yang kemudian berwarna keruh. Ini berarti orang tua secara tidak langsung telah mengaktifkan atau menyalakan pornografi di otak anak. Meski bentuknya sedikit, kondisi tersebut tetap saja berbahaya.

Elly mengaku pernah bertemu dengan para ahli bedah otak dari Amerika Serikat. Mereka mengungkapkan betapa bahayanya pornografi pada otak. Menurut Elly, pernyataan para ahli itu jelas membuktikan bahaya pornografi secara ilmiah.

Dokter ahli tersebut, ungkap Elly, mengibaratkan kerusakan otak pecandu pornografi itu sama dengan orang yang mengalami kecelakaan. Persis seperti orang yang tabrakan dan otaknya terluka. Mendengar penjelasan tersebut, Elly mengaku resah.

Selain itu, Elly mengungkapkan para dokter ahli otak tersebut juga pernah mengungkapkan satu ayat dalam kitab mereka mengenai fenomena pornografi tersebut. Mendengar tersebut, Elly mengaku langsung sedih. Sebab, dalam ayat di Alquran juga ada bagian yang menjelaskan bahaya pornografi secara tersirat.

“Saya baru sadar bahwa Allah sebenarnya telah memperingatkan bahaya pornografi tersebut sejak zaman dahulu. Allah telah memberikan pesan tersebut untuk diaplikasikan pada zaman era digital ini, Subhanallah!” ujar Elly. Ayat tersebut kurang lebih berisi pesan Allah SWT kepada umatnya agar menjaga pandangan dan kemaluannya. Elly mengaku, ayat tersebut benar-benar terbukti adanya.

Mata adalah kunci pembuka kerusakan otak anak akibat pornografi. Kerusakan ini kemudian membuat sang anak tidak bisa berpikiran jernih. Lalu efek tersebut berkemungkinan besar mempengaruhi tabiat dan perilaku mereka ke arah negatif.

Menurut ahli psikologi Inge Hutagalung mengatakan pornografi memiliki dampak negatif serius karena dapat merusak lima bagian otak manusia terutama “prefrontal cortex” yang terletak pada bagian otak dekat tulang dahi dan otak logika.

“Akibatnya bagian otak yang bertanggung jawab untuk logika akan mengalami cacat karena melakukan stimulasi berlebihan tanpa saringan lantaran otak hanya mencari kesenangan tanpa adanya konsekuensi,” kata Kepala Pusat Pengabdian Pada Masyarakat Universitas Mercu Buana Inge Hutagalung di Jakarta, Senin (19/2).

Dia mengatakan rusaknya otak akibat pornografi itu akan mengakibatkan seseorang mudah mengalami bosan, merasa sendiri, marah, tertekan dan lelah.

 

Selain itu, dampak yang paling mengkhawatirkan adalah penurunan prestasi akademik dan kemampuan belajar serta berkurangnya kemampuan seseorang mengambil keputusan.

Pornografi, kata dia, berimbas pula pada semakin mendekatnya remaja pada kehidupan permisif atau serba boleh dalam urusan seks. Peristiwa dalam tayangan dan bacaan akan memotivasi serta merangsang seseorang terutama kaum remaja di Indonesia untuk meniru atau mempraktikkan hal yang dilihat maupun dibaca.

Hal itu, lanjut dia, dilakukan pengonsumsi pornografi tanpa memikirkan adanya perbedaan kebudayaan, nilai serta norma dalam lingkungan masyakarat.

Lebih lanjut, dia mengatakan meningkatnya jumlah remaja yang berperilaku seksual aktif juga akan meningkatkan kasus kehamilan tidak dikehendaki (KTD) dan tindakan aborsi yang kerap dianggap sebagai sebuah solusi permasalahan KTD.

Inge mengatakan tindakan aborsi sangat berisiko tinggi terhadap kesehatan reproduksi. Komplikasi yang dialami dari aborsi dapat menyebabkan pendarahan hebat, infeksi dan keracunan dari bahan yang digunakan untuk pengguguran kandungan, kanker serviks, kerusakan pada alat kemaluan serta kerusakan permanen pada organ reproduksi yang lebih jauh dapat mengakibatkan infertilitas atau bahkan kematian.

Sumber: 

Republika.co.id

Seruji.co.id