Ajaib Indonesia, nih. Di saat perusahaan besar tumbang dan gulung tikar gegara pandemi, di negara kita usaha-usaha rumahan malah bersemi. Konon kabarnya, beberapa negara mengalami resesi ekonomi. Kita? rakyatnya ngga disubsidi, bisa hidup mandiri.
Antara pengin julid ke pemerintah dan bangga dengan masyarakat Indonesia. Nih, lho! Pandemi kau biarkan rakyatmu berjuang sendiri, wahai Penguasa!
Jadi ingat dengan ulasan Cak Nun. Negara yang kuat memiliki rakyat yang lemah. Apa-apa diatur negara. Rakyat butuh apa, pemerintah gercep memenuhinya. Lihat saja di negara maju, begitu pencet 911 langsung datang pasukan dengan sigap. Di negara kita, ya bukannya gimana-gimana ya, kita lapor ke kantor polisi aja mbuletnya ngga tanggung-tanggung. Tapi efeknya, rakyatnya jadi kuat. Ada maling, langsung babak belur dihajar massa. Ada pandemi, saat pemerintah nehi-nehi kita bisa mandiri.
Ya, tentu sama semua berkat rahmat Allah swt yang menguatkan iman untuk tidak menyerah, menganugerahi sumber daya melimpah, dan kemauan untuk tidak menyerah.
Tapi mau tidak mau harus diakui, ketahanan diri maupun komunal masyarakat kita tinggi. Ya, di tengah pembiaran masyarakat bertahan dengan imunitas sendiri-sendiri, harus mikir kebutuhan sendiri, dan masih memikirkan kepentingan bersama juga.
Dan, canthelan bahan makanan menjadi fenomena menarik di masa pendemi ini. Seperti kita ketahui di beberapa daerah, masyarakat berinisiatif membuat canthelan makanan/ bahan makanan untuk mereka yang membutuhkan. Inisiatif warga ini menunjukkan tingkat kepedulian yang tinggi di kalangan masyarakat kita.
Canthelan ini diisi secara sukarela oleh warga dan boleh diambil oleh siapa saja. Sebagai bagian dari kepedulian terhadap orang-orang yang kekurangan selama pandemi, canthelan ini menyediakan beragam bahan makanan. Mulai dari beras, sayur, minyak, lauk, dan kebutuhan sehari-hari lainnya. Jiwa gotong-royong seperti ini seolah sudah mandarah-daging. Bahkan di lapisan masyarakat bawah seperti ini.
Seandainya ada canthelan lintas negara, mungkin warga negara kita akan berbondong-bondong menyumbang dengan Bahagia. Ah, Indonesia. Selalu bisa Bahagia di tengah segala suasana.