Catatan Almarhum K.H. Imam Badri Peningkatan Kualitas Muslim
Setiap manusia yang dilahirkan di dunia ini adalah sama. Semuanya satu derajat, tidak ada yang tinggi dari yang lainnya, yang membedakan manusia dengan yang lainnya adalah taqwannya kepada Allah Swt, sesuai dengan firman Allah Swt: “Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu bagi Allah adalah orang yang paling bertaqwa di antara kamu.” (QS. Al-Hujurat: 13)
Setiap manusia wajib memperbaiki dan meningkatkan dirinya sendiri minimal untuk mencapai masa depan yang lebih baik. Islam melarang umatnya untuk berpangku tangan dan menanti nasib yang akan datang kepadanya. Allah Swt tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sehingga mereka mengubah keadaan mereka sendiri. Karena itu, manusia harus berusaha dan berdoa agar dapat mengubah takdir buruknya. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT:“Sesungguhnya Allah tidak akan merubah keadaan suatu kaum sehingga merubah keadaan yang ada pada mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d:11)
Dalam meningkatkan kualitas muslim diperlukan tiga hal pokok, yaitu ilmu, kesungguhan, dan keikhlasan. Ilmu adalah pelita dan cahaya bagi kehidupan manusia, penerang hati, dan jalan hidup manusia. Orang yang berilmu telah dijanjikan Allah akan mendapat derajat yang tinggi di sisi-Nya. Ilmu pulalah yang membedakan manusia dengan hewan. Tetapi perlu diingat, ilmu tidak dapat menembus hati ahli maksiat, karena ilmu adalah cahaya, sedangkan maksiat adalah tirai yang menghalangi cahaya masuk ke dalam hati seseorang. Maka kepada Allah lah kita memohon petunjuk dan hidayah agar ilmu yang kita dapatkan ini bermanfaat di dunia dan akhirat.
Prinsip kedua adalah kesungguhan. Mencari ilmu, mengadakan perubahan dan sebagainya harus dibarengi dengan kesungguhan. Tidak ada suatu hal pun yang dapat diperoleh tanpa usaha. Dengan kesungguhan itu manusia akan lebih merasakan kesuksesan yang telah dicapainya. Allah telah menjanjikan bahwa barang siapa yang bersungguh-sungguh atau berjihad di jalanNya maka akan dibukakkan pintu kemudahan baginnya.
Allah Swt berfirman: “Dan orang-orang yang berjihad di jalan Kami, sungguh akan Kami bukakan jalan-jalan Kami bagi mereka.” (QS. Al-Ankabut: 69)
Prinsip ketiga adalah keikhlasan. Seorang muslim harus ikhlas dalam berbuat apapun, semua dilakukan karena Allah Swt. Karena segala amal perbuatan yang hanya didasari keikhlasanlah yang akan diterima oleh Allah Swt. Bila suatu perbuatan itu dilakukan secara tidak ikhlas, maka ia akan sia-sia, bahkan berdosa. Pada hakikatnya Allah tidak memerlukan keikhlasan itu, Allah maha Kaya. Tetapi keikhlasan itu merupakan salah satu cara manusia muslim bersyukur atas segala kebaikan, dan dengan kesyukuran itu kebaikan itu akan kembali pada diri kita sendiri.
Ilmu, kesungguhan, dan keikhlasan harus selalu beriringan, bila tidak ada salah satu dari ketigannya, akan merusak keseimbangan, bahkan dapat menggiring menuju kehancuran, seperti ungkapan Ali bin Abi Thalib: “Seluruh manusia akan binasa kecuali orang-orang yang berilmu dan orang-orang yang berilmu seluruhnya akan binasa kecuali orang-orang yang beramal, orang-orang yang beramal akan binasa kecuali orang-orang yang ikhlas.”
Penerapan tiga hal di atas pada diri seorang muslim diharapkan mampu meningkatkan sumber daya muslim demi penyebaran syari’at Islam dan berjihad li I’ilai kalimatillah.*Aff
Buku Bekal Hidup di Dunia dan Akhirat, hal. 35-39