Naik onta dan jalan kaki melintasi guru tatu sejauh 450 km,di tengah terik matahari yang membakar dan dingin malam yang membeku. Di bawah ancaman hewan buas dan hadangan musuh yang siap membunuh. Dengan bekal seadanya dan hampir tanpa perlindungan yang berarti. Jelas ini adalah perjalanan yang berat dan sangat-sangat heroik yang hanya bisa dijalani oleh para hero yang kekuatan hatinya jauh melebihi kekuatan fisiknya.

Apalagi kehidupan di tanah tujuanpun belum jelas tergambar: akan tinggal di mana dan bekerja apa untuk mencukupi kebutuhan hidup selanjutnya.

Sementara di tanah asalnya sudah ada rumah betapapun bentuknya dan sumber kehidupan berapapun hasilnya. Namun semua harus ditinggalkan.

Hijrah betul-betul menuntut pengorbanan yang tak terhingga, yang hanya bisa dijalani oleh orang orang yang hatinya terikat erat dengan Rabbnya dan merdeka dari belenggu dunia.

Di Madinah, kaum Anshar , dengan tulus penuh kasih, takjub, bangga dan bahagia, sedikitpun tidak ada curiga, menyambut para Muhajirin bak pahlawan yang akan menyelamatkan jiwanya atau saudara kandung belahan jiwa yang telah lama terpisah dengannya.

Mereka siapkan tempat tinggal, makanan, bahkan ikhlas berbagi kekayaan. Padahal sebelumnya mereka tak saling kenal, jumpapun belum pernah kecuali beberapa orang saja.

Hijrah telah mempersaudarakan orang – orang pilihan. Orang yang hatinya telah merdeka dari perbudakan dunia. Orang yang melandaskan persaudaraan hanya dengan iman. Tidak mencampurkan dengan keinginan hina yang tersimpan.

Maka pantaslah Allah SWT meridhoi mereka (Muhajirin dan Anshor), sebagaimana difirmankan dalam QS At Taubah ayat 100:

وَٱلسَّٰبِقُونَ ٱلْأَوَّلُونَ مِنَ ٱلْمُهَٰجِرِينَ وَٱلْأَنصَارِ وَٱلَّذِينَ ٱتَّبَعُوهُم بِإِحْسَٰنٍ رَّضِىَ ٱللَّهُ عَنْهُمْ وَرَضُوا۟ عَنْهُ وَأَعَدَّ لَهُمْ جَنَّٰتٍ تَجْرِى تَحْتَهَا ٱلْأَنْهَٰرُ خَٰلِدِينَ فِيهَآ أَبَدًا ۚ ذَٰلِكَ ٱلْفَوْزُ ٱلْعَظِيمُ

“Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama (masuk Islam) dari golongan Muhajirin dan Anshar dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha kepada mereka dan mereka pun ridha kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya selama-lamanya. Mereka kekal di dalamnya. Itulah kemenangan yang besar.”

Ternyata kemenangan besar juga Allah janjikan untuk orang – orang kemudian yang mengikuti mereka.

So, mari kita ikuti mereka (Muhajirin dan Anshar). Kita bebaskan jiwa dari belenggu dunia dan ikatan hanya kepadaNya, insyaallah akan kita rasakan nikmatnya persaudaraan mulia, persaudaraan yang saling memuliakan dan membuahkan kemuliaan. Yang membangkitkan kekuatan di hadapan manusia dan ketundukan dihadapan-Nya,

Sehingga Islam dan umatnya semakin jaya.

Bismillah. Kita bisa.

Jogja, 10 Agustus 2021.