Kata kurban berasal dari Bahasa Arab, qurban, yang artinya dekat atau mendekatkan. Bisa juga disebut Adh Dhahiyyah atau Dhuhiyyah yang artinya hewan sembelihan. Iya, dalam Islam kita mendekatkan diri pada Allah dengan mempersembahkan hewan sembelihan.

Tradisi memberi persembahan berupa hewan kurban atau hasil pertanian ini sebenarnya kita kenal juga di beberapa kepercayaan. Pernah dengar kelompok orang yang memberi sesaji/ persembahan dalam kepercayaannya?

Tidak, kita tidak sedang memperbandingkan atau menyamakan ibadah kurban dengan ibadah kepercayaan agama lain. Kita sedang menarik garis kesamaan dalam ritual keberagamaan dan kepercayaan tentang memberi persembahan kepada Dzat yang diagungkan.

Tradisi meng-kurbankan ini seperti naluri yang terinstall di jiwa seseorang yang menghamba pada Dzat Maha Besar. Di banyak kepercayaan kita temui.
Kita memiliki nenek moyang yang mewujudkan kepercayaan dan keberhambaan salah satunya dengan melakukan persembahan, baik hasil pertanian maupun peternakan. Dalam budaya kita ada sedekah laut, labuhan, larung sesaji, dll atas nama syukuran dan memohon perlindungan.

Dalam Islam, perintah memberi persembahan dimulai sejak Habil dan Qabil yaitu pada masa Nabi Adam. Kemudian perintah kurban juga ditegaskan Allah swt di masa Nabi Ibrahim dan Ismail.

Perintah ini diturunkan jauh-jauh hari sebelum beragam kepercayaan datang. Perintah ini seolah melegalisasi sebuah fitrah dalam diri manusia: fitrah keberhambaan. Sebuah naluri dalam jiwa manusia untuk mempersembahkan yang terbaik, mengurbankan sebagian dari harta milik, untuk Dzat yang Maha Agung sebagai Rabb dan sesembahan.
Tahun ini pandemi menguji dunia. Sebagian dari kita mungkin mengalami ujian pekerjaan yang tersendat, pendapatan berkurang, ekonomi terpuruk hingga hubungan dengan sesama yang terputus. Banyak sisi hidup yang terasa memburuk.

Apakah panggilan kurban juga terasa memberatkan?
Semoga ibadah ini tetap bisa kita prioritaskan.

Di tahun yang terasa memberatkan ini , Yayasan Salman Al Farisi melalui LAZ pundi surga tetap berusaha untuk menyalurkan kurban dari guru, karyawan, wali murid, dan masyarakat untuk dibagikan ke pelosok terpencil nusantara dan sebagian wilayah Palestina.

Di tengah ancaman pandemi ini, semoga semangat kita untuk berbagi semakin bersemi.
(Adm)