Pagi yang hening pecah oleh kerempongan, terutama, emak-emak dalam menyiapkan hari istimewa ini. Bagaimana tidak, perjalanan heboh keluarga besar Yayasan Salman Al Farisi ini tentu butuh persiapan logistik sarapan, baju ganti, bekal, obat pribadi, hingga camilan untuk sepanjang perjalanan nanti. Dan tidak lupa sunscreen biar tidak gosong kulitnya.
Yuhu, ke pantai kitaaah! Setelah dua tahun pandemi yang mengharuskan kita di rumah aja, akhirnya modus piknik kita kesampaiaan juga.
Setelah hiruk-pikuk tunggu-menunggu peserta selesai di pelataran kantor Yayasan, dua bus melaju membawa keluarga besar karyawan Yayasan Salman Al Farisi ke Gunung Kidul. Kita menuju pantai Watu Kodok dan Nglambor, Gais!
Perjalanan yang jauh itu terasa singkat. Bukan semata karena saking gembiranya. Melainkan karena heboh ngobrol, ngabisin cemilan, juga menikmati perjalanan dengan memejamkan mata.
Ya, daripada mabok perjalanan lho, ya. Secara… dua tahun kita kagak kemana-mana. Tetiba diajakin naik bus melewati jalan yang penuh tanjakan dan tikungan kelok sembilan macam Egy Maulana Fikri menggiring bola! Eh kelewatan.
Pantaiii…
Alhamdulillah, tiba di Watu Kodok kita disapa patung kodok, eh disapa angin pantai yang aduhai. Rindangnya pepohonan di tepi pantai ditambah joglo yang disiapkan oleh panitia buat selonjoran, membuat sebagian peserta tidak tahan untuk rebahan.
Eits, tapi buat apa ke pantai kalau hanya untuk kembali mengulang aktivitas rebahan lagi. Setelah forum dibuka oleh Pak Nardi, peserta diajak heppi-heppi dengan nyanyi-nyanyi, dong. Tidak hanya itu, setelah permainan yang menguras emosi, akhirnya kita dapat kado dan aneka doorprize. Sungguh panitia terlalu murah hati. Hehe.. padahal itu kado silang!
Masih ada sesi lotisan, Gais!
Sambil menunggu waktu Dhuhur dan makan siang, sebagian peserta dan keluarga menikmati sapuan ombak pantai. Bisa dibayangkan, rasanya berendam di bawah sinar matahari terik menyengat. Segarrr! Dan gosong pun tak dapat dipungkiri walau dioles sunscreen berkali-kali. Ah, itu mungkin karena memang warnya kulitnya ori. 😊
Makan siang yang lahap pun berlangsung singkat. Kita lanjutkan perjalanan ke destinasi ke-dua yaituuu, Pantai Nglambor. Eh, Pak Sopir pakai kesasar pula. Diajaknya kita ke Pantai Sadranan. Sudah turun dari bus, panas-panasan, sempat beli topi, beli jajanan, dan jalan sekian meteran, dipanggil lagi kita ke bus. Ada-ada saja urusan salah destinasi ini.
Mungkin kalau kita tidak sadar, jadinya kita bukan snorkeling di Nglambor melihat dunia bawah laut. Melainkan snorkeling di lautan manusia yang memadati Sadranan.
Alhamdulillah, perjalanan siang terik itu kita melewati jalanan yang sedang dibangun dan diperbaiki. Kali ini kita dapat bonus melihat aneka jenis kendaraan pengeruk jalan. Rasa kesal karena jalannya lambat berganti dengan kekaguman melihat bagaimana kendaraan berat melubangi bebatuan besar, mengeruk tanah, meratakan jalan, hingga menggerus batu-batu keras. Berasa nonton pilem 3 dimensi dari dalam bus!
Akhirnya, sampai di Nglambor juga. Jarak dari parkiran menuju pantai sungguh menggoda kami untuk naik ojek yang war-wer menggoda iman. Tapiii… kaki tetap melangkah tegap. Soalnya baru berangkat, ntar aja pulangnya. Haha..
Suasana Nglambor cukup ramai. Banyak pengunjung yang snorkeling. Tak sedikit juga yang coba-coba naik jembatan goyang. Itu, jembatan tali yang kalau diterpa angin kencang mendadak goyang membuat hati berguncang.
Pulang…