by Ery Masruri

Lembaga adalah representasi dari eksistensi ide bersama. Di mana beberapa orang mengaktualisasikan idenya secara bersama dalam satu konsensus tentang pandangan (visi),value yang diperjuangkan (misi),harapan (tujuan) dan kerja (program).

Semakin luas konsensus akan semakin besar ruang aktualisasi diri anggota yang tercipta, karena setiap konsensus akan melahirkan ruang aktualisasi, sehingga semakin besar pula kinerja dan keunggulan lembaga yang tercipta.
Demikian maka bisa disimpulkan:
Keunggulan merupakan prototipe dari keseluruhan konsensus dasar lembaga yang besifat filosofis, paradigmatis sekaligus pragmatis.

Keunggulan filosofis paradigmatis bersifat spesifik, hanya bisa dipahami oleh anggota tetapi bisa dirasakan oleh eksternal.
Misalnya:
Orientasi kerja,norma dan pola interaksi serta dedikasi.

Sedang sisi pragmatis sangat kasat mata, bisa dipahami,dirasakan dan karenanya bisa diperbandingkan oleh eksternal (komparatif).
Misalnya: rangking akademik, kebersihan lingkungan dan aturan kedisplinan.

Keduanya sama – sama penting. Karena keduanya saling melengkapi dan mempengaruhi.
Tetapi bagi bagi kebanyakan orang yang menjadi daya tarik pertama selalu Keunggulan Komparatif.
Lembaga dengan keunggulan Spesifik tanpa keunggulan komparatif tidak cukup menarik.

Misalnya: sekolah yang misinya jelas untuk membangun peradaban bangsa, gurunya ramah dan ikhlas tetapi tata linglungannya kumuh dan preatasi akdemiknya rendah pasti tidak menarik.

Sebaliknya Sekolah yang prestasi akdemiknya baik,lingkungannya bersih walau orientasinya bisnis, gurunya tidak ramah dan matrialistis, tetap saja menarik.

Lalu apa masalahnya?

*Masalahnya, jika lembaga Pendidikan terjebak keunggulan komparatif (selera ‘pasar’) dan mengabaikan keunggulan spesifik, jangka panjang akan berdampak sangat buruk bukan hanya bagi lembaga tapi juga bangsa. Karena relasi pendidikan menjadi bersifat transaksional bisnis sehingga nilai keluhuran perlahan hilang.

Pendidikan kehilangan kemuliaan. Fungsinya sebagai tiang utama peradaban perlahan runtuh dan peradaban pun bergerak menuju kehancuran.

Pertanyaannya:
Bagaimana Sekolah Islam Terpadu?

Sekolah Islam Terpadu (SIT) memiliki keunggulan spesifik yang sangat kuat, karena SIT dihadirkan untuk membangun Peradaban masa depan yang lebih Cemerlang; Sejahtera dan berkeadilan.

Bagi SIT, keunggulan komparatif bukanlah fokus utama, tapi base line, garis dasar yang ‘niscaya’ terlampaui.

Karena idealnya, keunggulan spesifik yang kuat akan melahirkan kinerja lembaga yang luar biasa, sehingga keunggulan komparatif pun terlampaui.

Jika tidak, misalnya: capaian UTBK selalu rangking bawah, tata lingkungan tidak bersih, hal pertama yang harus dilakukan bukan menjadikan sukses UTBK dan kebersihan lingkungan sebagai fokus utama, tapi meneliti kembali aspek keunggulan spesifik terutama visi misi lembaga.
Karena bisa dipastikan ada masalah dalam proses internalisasinya ke seluruh jajaran. Atau boleh jadi sudah mulai terdegradasikan.

Fokus ke unggulan komparatif tanpa memperkuat keunggulan spesifik sama saja menghanyutkan diri ke tengah samudra tanpa skill dan peralatan berenang, pasti tenggelam

So… mari terus bangun dan kuatkan keunggulan Spesifik; pahamkan dan tanamkan secara sempurna visi misi lembaga ke seluruh jajaran, hingga aspek komparatif (kebersihan ,kedisplinan, prestasi akademik,juara lomba, dan sebagainya) terlampaui dan menjadi tradisi seluruh civitas akademika.

Jogja,9 Oktober 2021.