Sekolah efektif : sekolah yang memiliki system pengelolaan yang baik, transparan dan akuntabel, serta mampu memberdayakan setiap komponen penting sekolah baik secara internal maupun eksternal dalam rangka pencapaian visi, misi dan tujuan secara efktif dan efisien.

Visi, misi dan tujuan sekolah harus benar-benar dipahami oleh semua stekholder sekolah. Sehingga sosialisasi sangat perlu dilakukan secara berkelanjutan baik kepada guru, murid, orang tua maupun masyarakat.  Untuk pencapaian visi, misi dan tujuan sekolah perlu dilakukan pentahapan dan ada kontrol dari  pihak-pihak yang berkepentingan. Bisa dari Dinas pendidikan, Yayasan maupun wali murid.

Komponen penting dalam sekolah yang harus menjadi perhatian adalah guru. Guru harus memiliki kemampuan untuk menjabarkan dan melaksanakan pembelajaran guna mencapai visi,misi dan tujuan sekolah. Selain pelaksanaan pembelajaran guru juga harus mampu melakukan penilaian dan evaluasai secara benar dan tepat. Setiap penilaian harus dilanjutkan dengan analisis pencapaiannya.

Sekolah harus memiliki team pengembangan kurikulum yang bertugas untuk melakukan monitoring dan evaluasi pencapaian target kurikulum. Serta pengembangkan kurikulum untuk pencapaian visi,misi dan tujuan sekolah.

Ciri-ciri sekolah efektif adalah:

  1. Kepemimpinan yang kuat
  2. Harapan yang tinggi bagi siswa dan guru
  3. Lingkungan yang kondusif
  4. Kepala sekolah berperan sebagai intruksioanal kader
  5. Kemampuan prestasi belajar siswa sering dimonitor
  6. Pelibatan orang tua secara efektif.

Untuk sukses dalam pencapaian hasil belajar  yang perlu diperhatikan dan ditumbuhkan adalah:

  1. Membiasakan agar anak rajin
  2. Hubungan yang baik antara sekolah dan orang tua
  3. Ada target dari sekolah yang jelas.

Hasil belajar bukan hanya pada kemampuan kognitif semata. Karena ada tiga komponen dalam hidup manusia yang tidak boleh dipisahkan yaitu Iman, Ilmu dan Amal. Sehingga proses belajar harus mampu menanamkan ke Imanan, menggali dan memperkaya ilmu pengetahuan serta mampu mengimplemantasikan ilmu dan iman dalam amal perbuatan.

Menurut seorang guru dari Australia , kita harusnya khawatir saat anak tidak bisa mengantri ketimbang tidak bisa matematika. Karena mengajari anak bisa matematika cukup waktu 3 bulan intensif. Tapi mengajari anak agar bisa mengantri membutuhkan waktu bertahun-tahun. Saat dewasa kelak yang lebih dibutuhkan etika moral dan ilmu berbagi dengan orang lain.

Menurut nara sumber orangtua sangat tepat memilihkan sekolah di SDIT Salman Al Farisi yang mengajarkan IPTEK dan IMTAQ. Agar sekolah bisa sejajar dengan sekolah-sekolah lain yang lebih besar maka sekolah dan Yayasan harus memiliki target yang pasti dan terukur.

Paguyuban orang tua atau komite kelas sangat penting dalam memberikan masukan dan evaluasi kepada sekolah. Bukan sekedar mengkritiki dan meyalahkan sekolah. Tetapi bersama-sama memikirkan dan memberikan ide gagasan untuk kemajuan sekolah serta mencarikan solusi permasalahan yang dihadapi sekolah, guru dan siswa.