TKIT Salman Al Farisi 2-Ekstra melukis sudah dimulai lagi. Anak-anak antusias menunggu giliran ekstra melukis. Pasalnya tiap sebulan sekali anak-anak baru bertemu dengan ekstra melukis karena selang seling dengan kegiatan ekstra yang lain.
Memang benar bahwa setiap anak tumbuh dan berkembang secara berbeda, bahkan untuk anak kembar sekalipun. Namun, ada tahapan-tahapan serupa yang dilalui oleh anak dalam kelompok usia tertentu, terutama untuk anak-anak berusia di bawah 8 tahun. Hal yang sama juga berlaku untuk kemampuan menggambar, tentu saja di luar kebiasaan anak-anak yang memang punya talenta kuat dalam bidang seni rupa.
Tahap pertama dalam kemampuan ini ditunjukkan dengan coretan-coretan yang cenderung berupa garis diagonal berulang memenuhi bidang gambar. Kesenangan diperoleh dari permainan warna (dari kertas polos menjadi penuh warna) dan gerakan berulang itu sendiri. Ada baiknya pada saat anak berada pada tahap ini Anda menyediakan krayon yang berukuran besar dan tidak memerlukan banyak penekanan untuk menghasilkan coretan pada bidang gambar. Untuk variasi, dapat juga digunakan cat maizena sehingga anak dapat menggunakan keseluruhan jari dan telapak tangannya untuk merubah warna kertas polos menjadi berwarna-warni. Perlu dipahami bahwa tahap ini akan berhasil dengan baik jika kita membimbing mereka untuk mengenali warna dan mengijinkan mereka melatih gerakan pergelangan tangannya. Biasanya anak masih kesulitan dalam memegang krayon (menggenggam dengan posisi ibu jari mengarah ke atas) dan tekanan yang kuat seringkali mengakibatkan robeknya kertas atau patahnya krayon.
Tahap ke dua ditunjukkan oleh coretan-coretan yang berupa garis melingkar berulang dan terkonsentrasi pada salah satu bagian bidang gambar. Biasanya anak seringkali meminta ganti kertas jika dirasa lingkarannya sudah penuh. Coretan-coretan lain juga sudah mulai terkonsentrasi pada bidang di luar ‘lingkaran’. Sama halnya dengan tahap pertama, krayon dan cat maizena adalah media terbaik untuk anak melatih keluwesan gerakan pergelangan tangan dan keterampilannya dalam memegang krayon. Biasanya anak sudah mulai menggenggam krayon dengan posisi ibu jari mengarah ke bawah dengan tekanan yang relatif berkurang dibanding dengan tahap pertama.
Tahap ke tiga ditunjukkan oleh coretan-coretan yang sudah beraneka bentuk dan anak dapat menceritakan apa yang sedang digambarnya. Jika kita mendukungnya dengan mengenai pola gambar yang dimaksud olehnya maka anak akan cenderung mengulang gambar yang sama dan menyempurnakan tekniknya. Biasanya hal ini dilakukan dengan meminta kita menggambar objek yang sama. Jika kita tidak dengan tepat mendukung atau menggambarnya maka anak akan melanjutnya ‘gambar’ dengan coretan-coretan yang cenderung seperti tahap pertama. Karena itu, pada tahap ini penting sekali bagi kita untuk memahami apa yang sedang di’gambar’ dan di’cerita’kan oleh si anak. Penting untuk diingat bahwa yang diperlukan oleh anak-anak adalah penguat atas usahanya bukan kesempurnaan hasil karyanya.
Tahap ke empat ditunjukkan oleh coretan-coretan yang berupa simbol dan dapat dengan mudah dikenali objeknya. Biasanya diawali gambar yang berupa manusia tanpa adanya detail bagian-bagian tubuh (hanya ada kepala dengan badan tanpa tangan dan kaki). Selain cerita yang semakin kompleks, biasanya anak juga sudah mulai menggambar objek-objek lain walau masih berupa simbol dengan proporsi yang jauh dari sempurna. Pada tahap ini sangat penting bagi anak bantuan dari kita untuk mengeksplorasi lebih jauh objek yang digambarnya agar ia dapat menambahkan detail. Kita perlu berhati-hati dalam membantu anak mengekplorasi objek dan menambahkan detail gambarnya agar ia tidak berkecil hati dan merasa tidak mampu menggambar dengan baik. Sekali lagi, yang diperlukannya adalah penguat bukan penyempurna.
Tahap ke lima biasanya ditunjukkan dengan semakin representatif dan detail-nya gambar walaupun belum ada perspektif maupun proporsi yang tepat. Objek gambar biasanya masih terbatas pada apa yang pernah atau sedang dilihatnya, terkadang objek-objek disatukan tanpa mempertimbangkan konteks yang realistis. Anda tidak perlu khawatir karena ini semua adalah tahap yang memang harus dilaluinya. Anda hanya perlu membantu anak untuk mengamati berbagai objek yang sekiranya menarik untuknya bukan yang menarik untuk Anda. Pengamatan tidak hanya dalam bentuk melihat tetapi juga menyentuh, meraba, menggenggam, mendengarkan bunyinya, dan lain sebagainya. Latihan pengamatan akan membantu anak untuk dapat mengenali proporsi suatu objek dan juga perspektif yang ada. Perlu diingat bahwa anak masih perlu berlatih untuk menuangkan bentuk tiga dimensi ke dalam bentuk dua dimensi.
Tahap ke enam, biasanya dimulai saat anak berusia 7 tahun, terlihat dari gambar yang kompleks, realistis dengan proporsi yang relatif tepat. Sayangnya tahap ini biasanya tidak dilewati dengan baik karena anak sudah berorientasi pada penerimaan kelompok, dalam arti anak sudah memperhitungkan apa yang dikatakan orang lain mengenai hasil karyanya. Menggambar menjadi hal yang berat bagi mereka karena ia sudah memahami nilai dari hasil karyanya menurut orang lain. Tentu saja hal ini tidak akan terjadi jika selama tahap-tahap sebelumnya anak dihargai atas proses usahanya, bukan hasil karyanya.