PENTINGNYA ATS-TSABAT DALAM DA’WAH
Ali Imron, S.Pd.
Imam Syahid Hasan Al Banna memberikan penjelasan tentang Ats-Tsabat (teguh) yakni hendaknya seorang da’i senantiasa bekerja sebagai mujahid dalam memperjuangkan tujuannya, meski masa amat jauh dan tahun-tahun terasa panjang, sampai bertemu dengan Allah SWT. dalam keadaan seperti itu. Dengan begitu ia akan mendapatkan salah satu dari dua kebaikan: mencapai tujuan atau berakhir mati syahid. “Diantara orang-orang mu’min itu ada orang-orang yang menepati apa yang mereka janjikan kepada Allah; maka diantara mereka ada yang gugur. Dan diantara mereka ada pula yang menunggu-nunggu dan mereka sedikitpun tidak mengubah janjinya”. (Al Ahzab:23)
Waktu bagi kita adalah bagian dari solusi. Jalan yang akan kita tempuh ini lama masanya, panjang tahapannya, dan banyak tantangannya. Namun, itulah satu-satunya jalan yang dapat mengantarkan pada tujuan. Disamping itu, pahalanya besar dan imbalannya sangat menarik.
Agar da’wah Islam dapat hidup, stabil, tersebar, dan mencapai keemasannya, maka diperlukan da’i-da’i yang terbina secara khusus, kader yang ikhlas, aktif, mujahid, rela berkorban, selalu istiqomah dalam keadaan seperti itu, tegar dalam menghadapi berbagai ujian, tribulasi, rayuan, dan intimidasi. Sabar dalam menghadapi berbagai kesulitan, serta mampu menyelesaikan berbagai tantangan. Itu semua dilakukan tanpa henti, tanpa lelah, tanpa jemu, dan tanpa ada kefuturan.
Allah SWT., berfirman: “Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan, kuatkanlah kesabaranmu dan tetaplah bersiap siaga! dan bertaqwalah kepada Allah supaya kamu beruntung.” (Ali Imron: 200)
“Dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar imannya, dan mereka itulah orang-orang yang bertaqwa”. (Al Baqarah:177)
“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk surga, padahal belum datang kepadamu cobaan sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan dengan bermacam-macam cobaan sehingga berkatalah Roasul dan orang-orang beriman bersamanya, “Bilakah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Al Baqarah:214)
Saudaraku, bagaimana dengan kondisi kita..? sudah seberapa beratkah cobaan kita.. ? sudah sejauhmana kita menghadapi segala tantangan dalam dakwah kita ini..? seberapa kuat kesabaran kita..? seberapa besar kontribusi kita..? semoga kita bukan sekedar menjadi penonton.. tapi menjadi jundi yang siap berada di posisi terdepan untuk menyongsong kebahagiaan yang kekal dan abadi fiddunya wal Akhirah.. Fastabiqul Khoirat..