Gerakan kepanduan merupakan gerakan pembinaan pemuda yang sudah menyebar di seluruh dunia. Di Indonesia, kita mengenal Pramuka atau Praja Muda Karana. Para pemuda yang tergabung di Pramuka memiliki rentang usia beragam, mulai dari SD hingga Mahasiswa.
Pramuka di Indonesia memiliki berbagai kegiatan pembinaan. Kegiatan ini bertujuan untuk membentuk kepribadian dan akhlak mulia, menanamkan semangat kebangsaan, cinta tanah air dan bela negara, meningkatkan keterampilan kaum muda agar bermanfaat bagi masyarakat, dan menyiapkan calon pemimpin bangsa di masa depan.
Apa pengalaman paling berkesan saat bergabung di Pramuka? Kemah? Jurit malam? Belajar tali-temali? Banyak hal asyik dan istimewa yang bisa kita temukan dalam kegiatan Pramuka. Di usia belia kita belajar kedisiplinan, kerja sama, keterampilan sehari-hari, survival di alam, latihan menguatkan fisik hingga nilai kekeluargaan dan persahabatan yang kental. Kegiatan Pramuka sangat bermanfaat membentuk mental sebagai anak muda.
Di era digital ini, informasi bisa dengan mudah dan cepat kita akses. Kemudahan berkomunikasi dengan kecanggihan teknologi memberi peluang kita mendapatkan informasi yang melimpah. Akibatnya ada beberapa peran manual yang tergantikan mesin.
Dulu di Pramuka kita belajar membaca peta, mencari jejak, menemukan teka-teki harta karun. Di masa ini anak-anak sudah menggunakan alat canggih dalam mencari alamat, Google Maps. Keterampilan-keterampilan bisa dipelajari mandiri melalui tutorial yang sangat banyak. Kolaborasi juga banyak dilakukan di belakang layer dengan menggunakan gadgets.
Perubahan teknologi ini menyebabkan perubahan perilaku manusia. Termasuk perilaku anak muda dalam menikmati aktivitas kesehariannya. Pramuka atau kegiatan kepanduan lain mungkin masih menjadi aktivitas wajib di sekolah. Namun melihat kecenderungan tren milenial sekarang, porsi perhatian anak muda dalam berpartisipasi dan menjadi aktifis di dalamnya perlu semakin digalakkan.
Teknologi gadgets merebut perhatian anak-anak muda dari aktifitas lapangan. Sebagian besar waktu dihabiskan di depan layar. Menjadi artis di akun sosmed seperti menjadi impian baru yang dulu di jaman kita tidak terpikirkan. Apakah ini negatif atau positif? Tergantung sudut pandang kita juga.
Para penggiat kegiatan kepanduan barangkali perlu memikirkan format baru kepanduan. Bagaimana mewujudkan tujuan gerakan dengan mengkolaborasikan antara kegiatan lapangan dengan teknologi. Perlu ada desain kegiatan Pramuka yang tetap ideologis dengan pendekatan teknologi yang lebih humanis. Mampukah kita mewariskan nilai-nilai luhur Gerakan Pramuka dengan wajah yang lebih milenial?
Kita harus buktikan!
Salman al Farisi Jogja mengucapkan: SELAMAT HARI PRAMUKA ke-59
semoga bakti kita sebagai Praja Muda Karana menjadi bukti kesungguhan kita dalam mewujudkan cita-cita bangsa indonesia.