TES PPDB GELOMBANG 1 SDIT SALMAN 1 MLATI  YANG RAMAH ANAK

Hari  Sabtu tanggal 6 Februai 2016 di SDIT Salman Al Farisi Mlati telah dilaksanakan tes seleksi penerimaan siswa baru untuk Gelombang 1. Tes seleksi peneriman siswa baru di SDIT Salman Al Farisi sangatlah berbeda dengan tes seleksi di lembaga-lembaga sekolah lainnya. Tes seleksi ini mempunyai tema “Tes  Seleksi Penerimaan Siswa Baru Yang Ramah Anak”.  Yang membedakan tes seleksi ini dengan yang lainnya adalah pada metode dan alat yang digunakan dalam seleksi. Tes seleksi dilakukan oleh para observer dari bidang psikologi yang memang sudah ahli dalam bidang ini. Tahapan dalam observasi siswa baru ini terdiri dari 2 tahapan, yaitu :

  1. Anak menjalani tes observasi dengan cara bermain dengan berbagai media yang sudah tidak asing lagi untuk anak seperti bola-bola, pewarna, gambar-gambar dsb. Observasi dimulai dengan permainan classical yang melibatkan seluruh anak dan belum dikelompokkan. Kemudian setelah itu baru anak dibagi menjadi beberapa kelompok yang dipandu oleh 2 observer untuk tiap kelompok. Anak diminta untuk melibatkan dirinya dalam permainan-permainan yang akan memperlihatkan sudah seberapa jauh aspek kognitif dan motorik anak tanpa anak tahu bahwa dirinya sedang menjalankan tes.
  2. Saat anak sedang menjalankan tes dengan observer, orang tua dari calon siswa baru melakukan wawancara dengan para guru yang sudah diamanahi untuk mewawancara. Wawancara di sini lebih banyak pertanyaan tentang seputar kebiasaan anak dan komunikasinya bersama orang lain baik yang ada di rumah ataupun yang ada di sekolah dan sekitarnya.
  3. Setelah anak menjalankan tes dan orang tua murid melakukan wawancara, anak diberikan reward berupa snack, buku dan souvenir.

Dalam tes seleksi ini terlihat hampir semua anak ceria dan aktif selama observasi berlangsung, bahkan ada yang dengan semangatnya ingin di tes observasi lagi, karena memang dalam tes seleksi ini anak sama sekali tidak akan dibuat untuk merasa sedang melakukan tes. Metode tes seleksi ini diambil agar tidak membuat kesan yang mengerikan atau menegangkan anak dan orang tua murid. Karena apabila anak sudah merasa tegang dan takut akan sulit sekali untuk mengetahui sudah seberapa jauh kemampuannya.