Website SAF jogja

Admin Situs

Belajar Jadi Pedagang Ulung: Market Day, Cara Salman Al Farisi Tanamkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini

Yogyakarta, 1 Oktober 2025 – Selama tiga hari berturut-turut, mulai dari 29 September hingga 1 Oktober 2025, suasana di Kelas B Labu SDIT Salman Al Farisi disulap menjadi pasar modern yang ramai dan meriah. Seluruh siswa kelas 1 hingga 6 berpartisipasi penuh dalam agenda Market Day, sebuah praktik langsung yang bertujuan menanamkan jiwa kewirausahaan sejak dini, sekaligus meneladani profesi mulia Rasulullah SAW sebagai seorang pedagang. Market Day kali ini dibagi menjadi tiga sesi, memberikan kesempatan bagi setiap jenjang kelas untuk menjadi penjual dan pembeli: kelas 5 dan 6 di hari pertama, disusul kelas 3 dan 4, dan ditutup oleh kelas 1 dan 2. Pembagian sesi ini memastikan setiap siswa mendapatkan pengalaman belajar yang maksimal. Panggung Keberanian dan Negosiasi Cilik Market Day berlangsung sangat seru dan antusiasme terlihat jelas, tidak hanya dari siswa yang bertugas, tetapi juga dari para orang tua yang turut hadir meramaikan. Berbagai jenis barang unik dijual, menunjukkan kreativitas siswa dalam memilih dagangan. Mulai dari makanan berat seperti kimbab, aneka snack kecil seperti dimsum, bakso, pentol, dan donat, minuman segar, hingga pernak-pernik seperti bros, stiker, dan gelang. Bahkan, ada pula stan yang menjual permainan seperti tembak-tembakan dan blind box. Siswa yang tidak bertugas hari itu diwajibkan untuk menjadi pembeli, dengan batas maksimal pembelian Rp 20 ribu per orang. Batasan ini dirancang sebagai pelajaran dasar ekonomi, mengajarkan mereka tentang prioritas belanja dan pengelolaan keuangan sederhana. Di setiap stan, terdengar riuh suara tawar-menawar yang lucu. Anak-anak yang semula pemalu, kini harus berani menyapa, menawarkan dagangan, dan melakukan negosiasi harga. Momen ini menjadi praktik nyata dalam melatih komunikasi, negosiasi, dan kerja sama tim mereka. Lebih dari Transaksi: Melatih Keterampilan Hidup Tujuan utama Market Day jauh melampaui urusan untung rugi. Kegiatan ini adalah sarana untuk melatih keterampilan dasar yang berharga bagi kehidupan masa depan mereka, seperti pengelolaan keuangan, keberanian, dan menumbuhkan rasa ingin tahu terhadap konsep dasar ekonomi. Market Day sekali lagi membuktikan bahwa pendidikan holistik di SDIT Salman Al Farisi adalah perpaduan antara ilmu akademik dan pengalaman hidup. Melalui praktik langsung jual beli, anak-anak tidak hanya belajar konsep wirausaha, tetapi juga meneladani akhlak mulia seorang pedagang yang jujur, sebagai bekal untuk menjadi generasi Qurani Berprestasi di masa depan.

Belajar Jadi Pedagang Ulung: Market Day, Cara Salman Al Farisi Tanamkan Jiwa Kewirausahaan Sejak Dini Read More »

Panduan Memilih Sekolah: 3 Pertanyaan Penting yang Wajib Orang Tua Tanyakan Saat Survei bagi Muslim

Memilih sekolah untuk anak adalah salah satu keputusan terbesar dalam hidup orang tua. Seringkali, fokus utama kita tertuju pada hal-hal yang terlihat fisik: fasilitas, lokasi, atau tingginya biaya. Padahal, inti dari pendidikan adalah pada proses dan nilai yang ditanamkan. Agar pilihan Anda benar-benar tepat dan sejalan dengan visi keluarga, berikut adalah 3 pertanyaan kunci yang wajib Anda tanyakan dan amati saat melakukan survei ke sekolah impian. 1) Bagaimana Sekolah Menyeimbangkan Kurikulum Akademik dengan Pendidikan Karakter dan Spiritual? Di era modern, kecerdasan akademik saja tidak lagi cukup. Anak-anak membutuhkan fondasi spiritual yang kuat dan karakter yang tangguh. Fondasi spiritual dan karakter yang tangguh akan membentuk pembelajar yang cerdas dan berorientasi baik, tidak semata berambisi soal nilai rapor. Fokus pertanyaan yang dapat dipilih: “Apa program unggulan sekolah dalam menanamkan nilai agama dan akhlak?” “Bagaimana cara sekolah mengukur keberhasilan karakter anak, selain dari nilai di rapor?” Penting untuk melihat apakah sekolah memiliki kurikulum Qurani yang terstruktur, seperti program Tahsin atau Tahfizh, dan bagaimana adab diterapkan dalam keseharian. Carilah sekolah yang menganggap karakter, seperti jujur, santun, dan mandiri, sebagai prioritas utama. Penanaman karakter dan spiritual penting untuk ditanamkan sejak dini oleh orang tua, dan tentu perlu didukung pula oleh lingkungan sekolah yang baik. Bagaimana Mekanisme Kerja Sama (Sinergi) antara Sekolah dan Orang Tua? Pendidikan adalah kolaborasi. Jika sekolah berjalan ke timur dan orang tua ke barat, proses belajar anak tidak akan optimal. Sekolah terbaik adalah yang menjadikan orang tua sebagai mitra, bukan sekadar penyetor biaya. Fokus pertanyaan yang dapat dipilih: “Apakah ada wadah resmi bagi orang tua untuk belajar parenting atau berdiskusi dengan sekolah?” (Contoh: program “Sekolah Orang Tua”) “Bagaimana sekolah menciptakan komunikasi yang baik antara orang tua dengan pengembang program atau guru?” Amati seberapa terbuka sekolah terhadap feedback dan bagaimana sistem komunikasi yang mereka tawarkan. Sinergi yang kuat memastikan bahwa nilai-nilai yang diajarkan di sekolah juga diperkuat di rumah. Bagaimana Sekolah Memfasilitasi Potensi Anak di Luar Akademik? Setiap anak terlahir unik dengan beragam bakat dan minat. Sekolah yang berkualitas harus mampu mengidentifikasi dan memfasilitasi potensi unik tersebut. Jika fokus hanya pada pelajaran kelas, potensi anak bisa terabaikan. Fokus pertanyaan yang dapat dipilih: “Apa saja program pengembangan minat bakat dan ekstrakurikuler yang ditawarkan?” “Bagaimana guru pendamping (wali kelas) membantu anak menemukan minatnya?” Cari tahu apakah kegiatan ekstrakurikuler mereka beragam, dari olahraga, seni, hingga keterampilan kepemimpinan (seperti Pramuka). Sebuah sekolah harus dilihat sebagai ekosistem, di mana anak-anak diizinkan untuk menjadi diri mereka seutuhnya—berprestasi di akademik dan juga di bidang non-akademik. Dengan berfokus pada tiga pertanyaan kunci ini, Anda tidak hanya mendapatkan gambaran tentang fasilitas sekolah, tetapi juga filosofi pendidikan yang akan membentuk karakter dan masa depan anak Anda. Pilihlah dengan hati dan akal, demi investasi terbaik untuk generasi penerus.  

Panduan Memilih Sekolah: 3 Pertanyaan Penting yang Wajib Orang Tua Tanyakan Saat Survei bagi Muslim Read More »

Mengajarkan Adab Sejak Dini: 5 Kebiasaan Sederhana yang Menumbuhkan Akhlak Mulia

Pendidikan adalah investasi jangka panjang, dan investasi terbaik bukan hanya pada kecerdasan akademis, melainkan pada karakter dan akhlak. Karakter dan akhlak yang baik akan membentuk generasi cerdas dan mulia. Lantas, bagaimana cara terbaik menanamkan nilai-nilai kebaikan pada anak di tengah derasnya arus informasi saat ini? Jawabannya sederhana: dimulai dari kebiasaan-kebiasaan kecil yang dilakukan secara konsisten setiap hari. Di Sekolah Salman Al Farisi, kami menerapkan beberapa kebiasaan sederhana ini, yang terbukti efektif membentuk karakter anak yang mulia. Anda pun bisa mengaplikasikannya di rumah. 1. Mengucapkan Kalimat Thayyibah Kami membiasakan anak-anak untuk mengucap kalimat thayyibah (seperti Subhanallah, Masya Allah, dan Alhamdulillah). Hal ini bukan hanya sebagai hafalan, melainkan membiasakan anak untuk memiliki respons alami yang baik terhadap peristiwa sehari-hari, alih-alih latah dengan kata-kata yang tidak bermakna. Ketika melihat hal yang menakjubkan, anak-anak diajarkan untuk spontan mengucap Masya Allah. Ketika mendapatkan keberhasilan, mereka akan mengucap Alhamdulillah. Kebiasaan ini melatih anak untuk senantiasa mengingat Allah dalam setiap situasi, dan menumbuhkan rasa syukur. 2. Mengucapkan Salam dan Maksud Tujuan dengan Baik Adab berinteraksi adalah pelajaran fundamental. Kami melatih anak-anak untuk membiasakan diri mengucapkan salam dengan baik dan sopan, terutama saat memasuki ruang guru atau bertemu dengan orang yang lebih tua. Selain itu, mereka juga diajarkan untuk menyampaikan maksud atau tujuan mereka dengan jelas. Ini melatih mereka untuk berkomunikasi secara efektif, menghormati orang lain, dan menumbuhkan kepercayaan diri. 3. Makan dengan Tangan Kanan dan Berdoa Sebelum Makan Pelajaran adab makan adalah sesuatu yang tidak boleh dilupakan. Anak-anak dibiasakan untuk selalu makan dengan tangan kanan dan membaca doa sebelum serta sesudah makan. Kebiasaan sederhana ini menanamkan tata krama, sekaligus menumbuhkan kesadaran bahwa setiap rezeki datang dari Allah SWT. 4. Berperilaku Lemah Lembut dan Rukun dengan Teman Lingkungan sekolah adalah tempat terbaik untuk melatih interaksi sosial. Anak-anak dibimbing untuk berperilaku lemah lembut, menghindari pertengkaran, dan selalu rukun dengan teman. Ini melatih empati, toleransi, dan kemampuan mereka untuk membangun hubungan yang sehat. Mereka diajarkan untuk saling membantu, berbagi, dan menjaga tali persaudaraan. 5. Mandiri dalam Bersikap, Makan dan Mencuci Piring Sendiri Sejak di sekolah dasar, kami melatih anak-anak untuk menjadi pribadi yang mandiri. Salah satu contoh sederhananya adalah membiasakan mereka untuk makan sendiri dan bahkan mencuci piring makan mereka sendiri setelah selesai mulai jenjang sekolah dasar. Kebiasaan ini menumbuhkan rasa tanggung jawab, disiplin, dan rasa percaya diri. Mereka belajar bahwa kemandirian adalah kunci untuk bisa membantu orang lain dan menjadi pribadi yang tangguh di masa depan. Dengan menerapkan kebiasaan-kebiasaan sederhana ini secara konsisten, Salman Al Farisi dan para orang tua berkolaborasi untuk membentuk generasi yang tidak hanya berprestasi secara akademis, tetapi juga memiliki fondasi akhlak dan karakter yang kokoh, siap menghadapi tantangan masa depan.  

Mengajarkan Adab Sejak Dini: 5 Kebiasaan Sederhana yang Menumbuhkan Akhlak Mulia Read More »

Belajar Hidup Mandiri di Alam Terbuka: Penggalang SDIT Salman Al Farisi Sukses Gelar Perjusa 2025

Yogyakarta – Gelak tawa riang dan sorak-sorai semangat pramuka menyelimuti suasana Jogja Expotarium. Pada tanggal 19 hingga 20 September 2025 lalu, selama dua hari satu malam, puluhan anggota Penggalang SDPIT Salman Al Farisi mengikuti agenda Perjusa (Perkemahan Jumat-Sabtu) yang merupakan agenda rutin tahunan sekolah yang bertujuan untuk menumbuhkan keimanan melalui agenda alam sekaligus melatih kemandirian, kekompakan, dan jiwa kepemimpinan siswa/i di alam terbuka. Dari Mendirikan Tenda Hingga Pentas Seni Api Unggun Perjalanan dimulai pada Jumat pagi dengan apel pembukaan yang khidmat, dipimpin oleh Kak Luky (read: Bu Luky) selaku kepala sekolah SDIT Salman Al Farisi. Setelah apel, para siswa segera diarahkan untuk mendirikan tenda per regu, belajar bekerja sama dan membagi tugas dengan efisien. Momen ini menjadi pelajaran pertama tentang tanggung jawab dan kerja tim, sebab ketua regu perlu cermat melakukan pembagian tugas untuk anggotanya untuk mendirikan tenda, mengecek barang bawaan, serta memasak untuk makan siang dan makan malam. Lepas Ishoma (Istirahat, Sholat, Makan), semangat mereka kembali membara untuk mengikuti berbagai materi yang menantang. Mereka dilatih PBB (Peraturan Baris-Berbaris) oleh kakak dari POLDA dan belajar komunikasi rahasia melalui materi semaphore oleh Kak Nawang. Saat sore hari, mereka diajak mengasah kreativitas dan keterampilan teknis dalam pionering, berlatih membuat konstruksi dari tali dan tongkat bersama Kak Teguh dan Kak Andri . Malam harinya, suasana berubah menjadi hangat dan meriah. Setelah makan malam, seluruh peserta berkumpul untuk melaksanakan upacara api unggun yang dipimpin kembali oleh Kak Luky. Suasana semakin semarak dengan penampilan pentas seni dari setiap regu, mulai dari menari, menyanyi, hingga drama dan pantomim. Puncak dari malam itu adalah agenda giat malam, di mana mereka berpetualang di sekitar area, memecahkan sandi, dan menjawab pertanyaan di setiap pos yang telah disiapkan. Kegiatan ini menguji keberanian, kekompakan, dan pemahaman mereka tentang dasa dharma dan rukun islam. Mengukir Kenangan dan Pengetahuan Baru Pada hari kedua, sebelum fajar menyingsing, mereka bangun untuk melaksanakan qiyamullail dan salat subuh berjamaah. Setelah sarapan pagi bersama, para penggalang dengan sigap merobohkan tenda dan merapikan barang bawaan, menunjukkan kemandirian dan tanggung jawab yang telah mereka pelajari. Agenda Perjusa ditutup dengan acara kunjungan edukatif ke seluruh area Jogja Exotarium. Didampingi oleh guide, mereka menjelajahi kebun binatang, belajar tentang berbagai jenis hewan dan ekosistemnya. Ini adalah cara yang sempurna untuk mengakhiri perkemahan, menggabungkan pendidikan spiritual dan karakter dengan ilmu pengetahuan alam. Perjusa 2025 bukan hanya sekadar acara kemah, tetapi sebuah pengalaman berharga yang menanamkan nilai-nilai luhur kepramukaan. Para siswa pulang dengan cerita dan kenangan baru, siap untuk mengaplikasikan ilmu dan kemandirian yang mereka dapatkan dalam kehidupan sehari-hari.

Belajar Hidup Mandiri di Alam Terbuka: Penggalang SDIT Salman Al Farisi Sukses Gelar Perjusa 2025 Read More »

Petualangan di Dapur Burger: Siswa Salman Al Farisi Belajar tentang Makanan Halal dari Pengalaman Nyata

Yogyakarta, 19 September 2025 – Pagi itu, tawa riang dan aroma bumbu lezat menyambut para siswa TB-KB-TKIT Salman Al Farisi 1 di Ayam Geprek Sa’i, Janturan. Bukan untuk makan siang biasa, kunjungan edukatif kali ini adalah sebuah “kelas” yang berbeda, di mana anak-anak diajak langsung ke dapur untuk belajar cara membuat Burger Ayam yang lezat dan halal. Agenda ini dirancang untuk menjembatani ilmu yang didapat di kelas dengan pengalaman langsung di dunia nyata. Tujuan utamanya adalah memperluas wawasan anak-anak, meningkatkan motivasi belajar, dan melatih keterampilan sosial serta keberanian mereka. Kegiatan dimulai dengan pembukaan dan doa bersama, menanamkan rasa syukur sebelum memulai aktivitas. Setelah itu, Kak Didit Cahyono dari Ayam Geprek Sa’i mengambil alih panggung. Dengan sabar dan ramah, beliau menjelaskan proses pembuatan burger ayam, dari bahan-bahan yang digunakan hingga langkah-langkah meraciknya. Anak-anak mendengarkan dengan penuh perhatian, seolah menyerap setiap ilmu yang disampaikan. Momen yang paling dinanti pun tiba: Fun Cooking. Di meja yang telah disiapkan, setiap anak mendapatkan kesempatan untuk menyusun condiment burger mereka sendiri. Tangan-tangan mungil itu dengan lincah mengambil selada, tomat, dan saus, merangkainya di antara roti dan daging ayam. Suasana kelas yang kini berubah menjadi dapur mini dipenuhi oleh antusiasme dan kreativitas. Setelah kreasi burger mereka selesai, saatnya menikmati hasil kerja keras. Bersama-sama, mereka menyantap burger buatan sendiri, sambil ditemani snack yang telah disediakan. Setiap gigitan terasa lebih nikmat karena dibuat dengan tangan sendiri. Kegiatan ini ditutup dengan doa bersama. Alhamdulillah, anak-anak pulang dengan hati gembira dan pengetahuan baru. Mereka tidak hanya belajar cara membuat burger, tetapi juga memahami pentingnya makanan halal, melatih keterampilan motorik, dan meningkatkan keberanian untuk mencoba hal baru. Kunjungan edukatif ini sekali lagi membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya berpusat di ruang kelas. Melalui pengalaman yang menyenangkan dan bermakna seperti ini, SDIT Salman Al Farisi berkomitmen untuk menumbuhkan rasa ingin tahu dan cinta literasi, serta membentuk karakter anak yang cerdas, berani, dan berakhlak mulia.

Petualangan di Dapur Burger: Siswa Salman Al Farisi Belajar tentang Makanan Halal dari Pengalaman Nyata Read More »

Sekolah Bukan Satu-satunya: 4 Cara Membangun Sinergi dengan Guru untuk Pendidikan Anak Optimal

Seringkali, orang tua memandang sekolah sebagai “tempat penitipan” anak. Sekolah dianggap sebagai “pabrik” yang bertugas memproses anak-anak agar disiplin, pintar, dan berprestasi, sementara orang tua tinggal menikmati hasilnya di rumah. Padahal, pendidikan adalah proses yang sifatnya holistik dan menyeluruh. Sekolah hanyalah salah satu bagiannya. Agar pendidikan anak optimal, butuh sinergi kuat antara seluruh elemen, mulai dari sekolah, orang tua, hingga lingkungan di sekitarnya. Di Sekolah Salman Al Farisi, kami percaya bahwa proses pendidikan adalah kolaborasi harmonis antara guru dengan orang tua. Berikut adalah empat cara yang kami terapkan untuk membangun sinergi sekolah dan orang tua, memastikan bahwa proses belajar anak berjalan lancar dan berkesinambungan. 1. Parent Teaching Kami mengundang orang tua untuk turun langsung ke ruang kelas melalui program Parent Teaching. Pada agenda ini, para ayah dan bunda berbagi ilmu atau profesi mereka kepada anak-anak. Misalnya, ada orang tua yang mengajari cara membuat sate buah, atau bahkan menjelaskan proses pemotongan hewan secara halal. Program ini tidak hanya membuka wawasan anak tentang berbagai profesi, tetapi juga menjembatani dunia sekolah dengan kehidupan nyata. Bagi orang tua, ini adalah kesempatan emas untuk mendukung potensi anak secara langsung, sekaligus mempererat ikatan dengan mereka. 2. Program Sekolah Orang Tua Salman (SOS) Sama seperti anak, orang tua juga harus terus belajar. Melalui program Sekolah Orang Tua Salman, kami menyediakan wadah bagi para ayah dan bunda untuk menambah wawasan seputar dunia parenting dan pendidikan. Program ini menghadirkan praktisi dan ahli yang akan membimbing orang tua dalam menghadapi berbagai tantangan, seperti mendidik anak di fase akil baligh atau mengelola emosi. Dengan frekuensi yang sama antara sekolah dan orang tua, proses pembimbingan anak dapat berjalan lebih efektif. 3. Forum Rutin Komite Sekolah, Wali Murid, dan Guru Komunikasi yang baik adalah kunci dari sinergi. Salman Al Farisi secara rutin mengadakan forum yang melibatkan komite sekolah, wali murid, dan guru. Forum ini adalah ruang terbuka untuk berdiskusi, menyampaikan masukan, dan mencari solusi bersama terkait isu-isu pendidikan. Melalui forum ini, setiap pihak dapat memahami peran masing-masing, memastikan bahwa visi dan misi pendidikan anak tidak berjalan sendiri-sendiri, melainkan dalam satu kesatuan yang utuh. 4. Rapor Karakter dan Perilaku Selain rapor akademik, kami juga memberikan rapor karakter dan perilaku kepada setiap wali murid. Rapor ini berisi evaluasi mendalam tentang perkembangan sosial, emosional, dan spiritual anak. Melalui laporan ini, orang tua dapat melihat kemajuan anak secara holistik, tidak hanya dari nilai di mata pelajaran umum. Rapor ini juga menjadi dasar untuk diskusi dan feedback antara guru dan orang tua, memastikan bahwa setiap aspek tumbuh kembang anak selalu terpantau. Melalui penerapan empat pilar ini, Salman Al Farisi berkomitmen untuk tidak hanya mendidik di ruang kelas, tetapi juga membangun sebuah ekosistem pendidikan yang solid. Kami percaya, pendidikan holistik hanya bisa tercapai ketika sekolah dan orang tua berkolaborasi, berjalan seiring, dan memiliki visi yang sama demi masa depan anak-anak yang berakhlak mulia dan berprestasi.  

Sekolah Bukan Satu-satunya: 4 Cara Membangun Sinergi dengan Guru untuk Pendidikan Anak Optimal Read More »

Belajar Geometri dan Pencernaan Makanan dengan Asyik: Parent Teaching Kelas B Labu

Yogyakarta – Ruang kelas B Labu di TB-KB-TKIT Salman Al Farisi kembali menjadi “panggung” bagi sebuah program unik dan menginspirasi: Parent Teaching. Pada dua sesi berbeda, para siswa/i Kelas B Labu mendapatkan pengalaman belajar yang luar biasa, di mana ilmu pengetahuan disampaikan langsung oleh para orang tua. Program ini dirancang untuk menjembatani dunia sekolah dan pengalaman hidup nyata, sekaligus mempererat ikatan antara orang tua dan anak. Belajar Geometri Lewat Petualangan Luar Angkasa Sesi pertama, yang berlangsung pada 25 Agustus 2025, dipandu oleh Bu Lilik. Beliau menyampaikan topik yang membuat imajinasi anak-anak melambung tinggi: Geometri. Namun, alih-alih menggunakan rumus yang rumit, Bu Lilik mengajarkan konsep dasar bentuk-bentuk geometri dengan cara yang menyenangkan. Dibuka dengan salam yang hangat, anak-anak diajak untuk mengenal berbagai bentuk seperti segitiga, lingkaran, dan persegi. Puncaknya, mereka menggunakan bentuk-bentuk dasar itu untuk merakit roket. Tawa dan semangat memenuhi kelas saat setiap tangan kecil sibuk menempelkan, menggunting, dan merangkai, menciptakan “roket” impian mereka sendiri. Mengenal Tubuh dan Makanan Sehat Lewat Cerita Pada kesempatan selanjutnya, tanggal 16 September 2025, giliran Bu Tami, Ibunda Binar, yang hadir. Kali ini, topik yang dibahas tak kalah penting: sistem pencernaan. Dengan gaya bercerita yang menarik, Bu Tami mengajak anak-anak dalam sebuah perjalanan menelusuri alur makanan, mulai dari masuk mulut hingga menjadi feses. Penyampaian yang sederhana membuat anak-anak mudah memahami betapa menakjubkannya tubuh mereka. Sesi ini kemudian dilanjutkan dengan aktivitas yang interaktif. Anak-anak diajak untuk menempelkan gambar makanan sehat dan makanan tidak sehat pada tempatnya. Ini adalah cara praktis untuk menanamkan pemahaman tentang pentingnya gizi dan pola makan yang baik. Kedua sesi Parent Teaching ini sekali lagi membuktikan bahwa pendidikan holistik di Salman Al Farisi adalah hasil dari kolaborasi tulus antara sekolah dan orang tua. Anak-anak tidak hanya mendapatkan ilmu dari buku, tetapi juga dari pengalaman hidup yang berharga, yang disampaikan dengan cinta langsung dari orang-orang terdekat mereka.

Belajar Geometri dan Pencernaan Makanan dengan Asyik: Parent Teaching Kelas B Labu Read More »

Parent Teaching: Saat Buah-buahan Berubah Jadi Kreasi Lezat di Kelas A Delima

Yogyakarta, 11 September 2025 – Pagi itu, tawa riang dan aroma buah segar memenuhi kelas A Delima di TB-KB-TKIT Salman Al Farisi. Melalui agenda spesial Parent Teaching, anak-anak mendapat kesempatan unik untuk belajar langsung dari salah satu orang tua, yaitu Bu Danti, bunda dari Mas Faruq. Kegiatan ini bukan hanya tentang memasak, melainkan sebuah cara menyenangkan untuk menumbuhkan cinta anak pada buah-buahan. Agenda Parent Teaching memang dirancang untuk menjembatani dunia sekolah dan pengalaman hidup nyata, dengan tujuan utama untuk menjalin kerja sama erat antara orang tua dan sekolah. Dalam sesi kali ini, Bu Danti memilih topik yang pasti disukai semua anak: membuat sate buah. Dengan penuh keceriaan, Bu Danti mengenalkan berbagai jenis buah, dari semangka yang merah dan berair, pepaya yang oranye manis, melon yang hijau segar, hingga stroberi yang merah merona. Anak-anak tampak antusias mendengarkan penjelasan Bu Danti tentang nama-nama buah dan manfaatnya bagi kesehatan. Setelah sesi pengenalan, tibalah saat yang paling dinantikan. Anak-anak dibimbing untuk mulai menusuk potongan buah-buahan favorit mereka ke tusuk sate. Mereka dengan hati-hati memilih buah kesukaan, merangkainya menjadi sebuah kreasi sate buah yang warna-warni. Suasana kelas dipenuhi tawa dan bisik-bisik gembira, saat mereka bekerja sama membuat “karya seni” yang lezat. Tak butuh waktu lama, kreasi sate buah pun selesai. Anak-anak langsung menikmati hasil karya mereka sendiri dengan lahap. Momen ini bukan hanya melatih motorik halus dan kreativitas, tetapi juga secara tidak langsung mengajarkan anak untuk senang mengonsumsi buah-buahan. Kegiatan Parent Teaching ini sekali lagi membuktikan bahwa pendidikan bisa disampaikan dengan cara yang menyenangkan dan berkesan. Berkat kolaborasi tulus antara orang tua dan sekolah, anak-anak tidak hanya belajar dari buku, tetapi juga dari pengalaman hidup yang berharga.

Parent Teaching: Saat Buah-buahan Berubah Jadi Kreasi Lezat di Kelas A Delima Read More »

Mengenal Pemotongan Hewan Sesuai Syariat: Parent Teaching Bersama Pak Wahyu

Yogyakarta, 16 September 2025 – Ruang kelas B Kurma di TB-KB-TKIT Salman Al Farisi 1 tampak berbeda dari biasanya. Pada Selasa, 16 September 2025, suasana riang bercampur dengan rasa ingin tahu saat para siswa mengikuti agenda spesial Parent Teaching. Agenda ini bukan sekadar kegiatan belajar-mengajar biasa, melainkan sebuah jembatan yang menghubungkan dunia sekolah dengan realitas kehidupan, diisi langsung oleh wali murid. Parent Teaching memiliki tujuan mulia: memperkenalkan berbagai profesi, menanamkan wawasan wirausaha, dan yang terpenting, mempererat ikatan antara orang tua dan anak. Dalam edisi kali ini, giliran Pak Wahyu, ayah dari Ananda Andra, yang hadir sebagai pemateri. Beliau berbagi ilmu tentang cara pemotongan hewan yang halal sesuai syariat. Belajar Halal dari Pengalaman Nyata Pak Wahyu menceritakan pengalamannya saat memotong hewab. Anak-anak yang biasanya hanya melihat daging di pasar, kini mendapatkan wawasan langsung dari ahlinya. Pak Wahyu menjelaskan bagaimana proses pemotongan hewan yang layak, menekankan pentingnya adab dan tata cara Islami. “Tidak boleh asal memotong,” jelas Pak Wahyu. “Kita harus membaca Bismillah terlebih dahulu, sebagai bentuk pengakuan bahwa semua rezeki ini datang dari Allah SWT.” Kata-kata beliau bukan hanya sekadar teori, tetapi pelajaran berharga tentang integritas, tanggung jawab, dan keimanan dalam setiap profesi. Setelah sesi materi yang edukatif, anak-anak diajak berkreasi. Mereka mewarnai pola kepala sapi, lalu menghiasnya dengan tali pita warna-warni, menjadikannya ikat kepala yang lucu dan menggemaskan. Momen ini menjadi puncak keceriaan, di mana anak-anak bisa menyalurkan kreativitas sambil mengingat kembali pelajaran yang mereka terima. Acara Parent Teaching ini berhasil menjadi wadah yang sempurna untuk menyatukan visi sekolah dan orang tua. Dengan kolaborasi erat ini, SDIT Salman Al Farisi yakin dapat mencetak generasi yang tidak hanya cerdas dan kreatif, tetapi juga memahami bahwa setiap profesi adalah jalan untuk beribadah dan menebar kebaikan.

Mengenal Pemotongan Hewan Sesuai Syariat: Parent Teaching Bersama Pak Wahyu Read More »

Membangun Pondasi Akhlak: Sekolah Orang Tua Salman Ajak Wali Murid Satukan Visi Pendidikan

Yogyakarta, 15 September 2025 – SDIT Salman Al Farisi kembali menggelar agenda inspiratif yang menjadi jembatan antara sekolah dan keluarga, yaitu Sekolah Orang Tua Salman (SOS). Pada hari Minggu, 15 September 2025, seluruh wali murid kelas 1 hingga 6 berkumpul di SDIT Salman Al Farisi. Acara ini bukan sekadar pertemuan rutin, melainkan momen penting untuk menyatukan frekuensi, agar sekolah dan orang tua bisa berjalan seiring dalam mengawal proses belajar dan tumbuh kembang anak, baik di sekolah maupun di rumah. Pentingnya Sinergi di Era Digital Acara dimulai dengan pembukaan yang khidmat, diawali lantunan tilawah yang meneduhkan hati. Setelah sambutan dari Kepala Sekolah dan pengumuman-pengumuman penting, giliran Komite Sekolah menyampaikan pesan penguatan sinergi. Momen ini menegaskan bahwa pendidikan anak adalah tanggung jawab kolektif yang membutuhkan kolaborasi erat dari semua pihak. Puncak acara ini adalah sesi materi yang disampaikan oleh Ustadz Syafii Syukri, seorang praktisi pendidikan Islam. Beliau membawakan materi yang sangat relevan dan dinantikan, yaitu “Mendidik Anak di Fase Akil Baligh”. Ustadz Syafii menjelaskan dengan lugas bahwa fase akil baligh adalah masa krusial yang menantang, di mana peran orang tua harus berubah dari sekadar pengajar menjadi sahabat dan pembimbing. Beliau menekankan pentingnya komunikasi terbuka, membangun kepercayaan, dan menanamkan nilai-nilai keislaman sebagai benteng dari berbagai pengaruh negatif di era modern. Sesi materi diakhiri dengan tanya jawab yang interaktif. Harapan dan Komitmen Bersama Acara ditutup dengan pengumuman doorprize yang menambah keceriaan dan pengumuman penting dari pihak Yayasan. Setiap wali murid pulang dengan membawa bekal ilmu, semangat baru, dan komitmen untuk menjadi mitra sejati bagi sekolah. Sekolah Orang Tua Salman ini sekali lagi membuktikan bahwa pendidikan tidak hanya berpusat di ruang kelas. Ia adalah sebuah ekosistem yang dibangun atas fondasi kolaborasi, kepercayaan, dan visi yang sama antara sekolah dan wali murid, demi masa depan anak-anak yang cerdas, berakhlak, dan tangguh.

Membangun Pondasi Akhlak: Sekolah Orang Tua Salman Ajak Wali Murid Satukan Visi Pendidikan Read More »